16 Cara Ampuh Mengatasi Rasa Malas


Kemalasan adalah musuh produktivitas. Jika kita malas, tidak ada cara lain kita bisa mencapai hal-hal yang berarti. Kita mungkin menunda-nunda melakukan sesuatu, atau bahkan jika kita melakukannya, kita melakukannya dengan setengah hati. Hasil berkualitas tinggi tidak akan tercapai dengan cara-cara seperti itu.
Jadi kita perlu untuk mengatasi kemalasan. Berikut adalah 16 tips yang saya anggap berguna untuk mengatasi kemalasan:

1. Olah raga
Anda bisa merasa malas jika anda tidak memiliki energi yang cukup untuk melakukan aktivitas anda. Berolahraga adalah cara yang baik untuk meningkatkan tingkat energi anda sehingga anda merasa berenergi dan waspada sepanjang hari.

2. Istirahat yang cukup
Tidak memiliki cukup istirahat juga bisa membuat anda malas. Bagaimana anda merasa antusias jika anda mengantuk? Jadi pastikan bahwa anda memiliki istirahat yang baik.

3. Tetapkan batas waktu minimum untuk memulai
Hal yang paling sulit adalah untuk memulai – sisanya akan lebih mudah. Jadi tetapkan sedikit waktu, seperti 15 menit atau bahkan 5 menit, dan mulailah mengerjakan tugas sampai waktunya habis. Setelah itu, akan lebih mudah memutuskan untuk melanjutkan.

4. Menciptakan rasa urgensi
Ini adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mengalahkan kemalasan. Jika Anda memiliki rasa urgensi, maka akan lebih mudah untuk bangun dan melakukan apa yang perlu Anda lakukan. Salah satu cara untuk menciptakan rasa urgensi adalah dengan menetapkan tenggat waktu.

5. Lihatlah pada manfaat
Salah satu alasan kita menjadi malas karena kita hanya melihat kesulitan dari tugas ke depan tanpa memikirkan manfaat yang akan kita dapatkan ketika kita menyelesaikannya. Jadi fokuskan pikiran anda pada manfaat bukan kesulitan.

6. Menetapkan hadiah untuk diri sendiri
Jika manfaat terlalu jauh dicapai di masa depan, maka mungkin tidak cukup kuat untuk memotivasi anda untuk bertindak sekarang. Dalam kasus tersebut, anda dapat memberikan diri anda hadiah lebih cepat. Anda mungkin membiarkan diri anda untuk makan makanan favorit anda atau menonton bioskop sebagai hadiah anda telah menyelesaikan tugas.

7. Pikirkan tentang apa yang akan terjadi jika Anda tidak melakukannya
Sementara berpikir tentang manfaat yang dapat memotivasi Anda, pikirkan juga tentang kerugian jika anda tidak melakukan tugas-tugas tersebut. Apa konsekuensi jika anda tidak melakukan apa yang seharusnya anda lakukan?

8. Cari partner
Partner dapat memotivasi Anda untuk mengatasi kemalasan. Meskipun motivasi dari dalam diri adalah yang terbaik, kadang-kadang kita juga perlu motivasi dari luar.

9. Meminimalkan waktu idle (kosong)
Nyatakan tekad anda untuk meminimalkan waktu idle. Cobalah untuk melakukan sesuatu sesering mungkin. Jika Anda memiliki pola pikir ini, akan lebih mudah untuk mengatasi kemalasan.

10. Bagilah tugas menjadi bagian-bagian kecil
Kita bisa menjadi malas jika kita merasa kewalahan oleh skala tugas. Dalam kasus tersebut, membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil yang lebih terkelola, dan kemudian tangani mereka satu per satu. Ingatlah prinsip cara makan seekor gajah adalah dengan cara melakukan satu gigitan kecil pada sekali waktu.

11. Putuskan apa tindakan selanjutnya
Kita mungkin menunda-nunda karena kita tidak yakin apa yang harus dilakukan selanjutnya. Jadi lihatlah pada tugas anda dan putuskan apa tindakan selanjutnya. Setelah anda tahu persis apa yang harus dilakukan, maka akan lebih mudah untuk memulai.

12. Melakukan satu hal pada sekali waktu
Ini mungkin tampak jelas, tetapi kita bisa menjadi malas karena kita mencoba untuk melakukan lebih dari satu hal pada sekali waktu. Itu membuat kita merasa kewalahan. Jadi pilih melakukan hanya satu hal pada sekali waktu dan mengabaikan sisanya.

13. Tantang diri anda
Buatlah tugas menjadi menyenangkan dengan mengubahnya menjadi sebuah tantangan. Misalkan : Dapatkah anda menyelesaikan tugas-tugas? Banyak orang bisa melakukannya, jadi mengapa tidak bisa Anda?

14. Tuliskan kemajuan Anda
Anda akan lebih termotivasi jika anda dapat dengan mudah melihat efek dari kemalasan. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menuliskan kemajuan anda setiap hari. Beri tanda setiap kali anda menyelesaikan tugas. Kemalasan akan memberikan lembar kosong, dan anda dapat dengan mudah melihat betapa buruknya hal itu.

15. Melihat kemajuan orang lain
Mengetahui seberapa jauh anda di belakang dibandingkan dengan orang lain juga bisa memotivasi anda. Lihatlah hal-hal baik pada orang lain tersebut, pada area mana bisa anda perbaiki, dan biarkan mereka menginspirasi anda.

16. Menyelaraskan diri dengan apa yang penting menurut anda
Sementara semua tips di atas bisa membantu anda, maka akan lebih mudah untuk mengatasi kemalasan jika anda melakukan sesuatu yang penting menurut anda. Anda akan memiliki kobaran api dalam diri yang membuat anda ingin bertindak. Jadi temukan sesuatu yang penting tersebut dan selaraskan diri sebanyak mungkin dengan hal itu.
***
Semua itu adalah tips yang saya pelajari. Apakah Anda memiliki tips lain untuk mengatasi kemalasan? Jangan ragu untuk berbagi di komentar.

Faktor-faktor penyebab lupa dalam belajar dan kiat mengatasinya

Dari pengalaman sehari-hari, kita memiliki kesan seakan-akan apa-apa yang kita alami dan kita pelajari tidak seluruhnya tersimpandalam akal kita. Padahal, menurut teori kognitif apapun yang kita alami dan kita pelajari, kalau memang system akal kita mengolahnya dengan cara yang memadai, semuanya akan tersimpan dalam subsistem akal permanen kita.
 
Akan tetapi, kenyataan yang kita alami terasa bertolak belakang dengan teori itu. Acapkali terjadi, apa yang telah kita pelajari dengan tekun justru sukar untuk diingat kembali bahkan mudah terlupakan. Sebaliknya, tidak sedikit pengalaman dan pelajaran yang kita tekuni sepintas lalu mudah melekat dalam ingatan.
 
Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Secara sederhana, Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami. Dengan demikian, lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.
 
a. Faktor-faktor penyebab lupa
Pertama, lupa dapat terjadi karena sebab gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada dalam system memori siswa. Dalam interference theory (teori mengenai gangguan), gangguan konflik ini terbagi menjadi dua, yaitu: 1) practice interference; 2) retroactive interference (Reber 1988; Best 1989; Anderson 1990)
 
Seorang siswa akan mengalami gangguan proactive apabila materi pelajaran lama yang sudah tersimpan dalam subsistem akal permanennya mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Peristiwa ini bisa terjadi apabila siswa tersebut mempelajari sebuah materi pelajaran yang sangat mirip dengan materi pelajaran yang telah dikuasainya dalam tenggang waktu yang pendek. Dalam hal ini materi yang baru saja dipelajari akan sangat sulit diingat atau diproduksi kembali.
 
Sebaliknya, seorang siswa akan mengalami ganguan retroactive apabila materi pelajaran baru membawa konflik dan gangguan terhadap pemanggilan kembali materi pelajaran lama yang telah lebih dahulu tersimpan dalam subsistem akal permanen siswa tersebut. Dalam hal ini, materi pelajarn lama akan sangat sulit diingat atau diproduksi kembali. Dengan kata lain siswa tersebut lupa akan materi peajaran lama itu.
 
Kedua, lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena sebab adanya tekanan terhadap item yang telah ada baik sengaja maupun tidak. Penekanan ini terjadi karena beberapa sebab, yaitu:
 
1. Karena item informasi (berupa pengetahuan, tanggapan, kesan, dan sebagainya) yang diterima siswa kurang menyenangkan, sehingga ia dengan sengaja menekannya hingga ke alam ketidaksadaran
2. Karena item informasi yang baru secara otomatis menekan item informasi yang telah ada, jadi sama dengan fenomena retroactive
3. Karena item informasi yang akan direproduksi (diingat kembali) itu tertekan ke alam bawah sadar dengan sendirinya lantaran tidak pernah dipergunakan

Ketiga, lupa dapat terjadi karena sebab perubahan sikapdan minat siswa terhadap proses dan situasi belajar tertentu. Jadi, meskipun seorang siswa telah mengikuti proses belajar-mengajar dengan tekun dan serius, tetapi karena sesuatu hal sikap dan minat siswa tersebut menjadi sebaliknya (seperti karena ketidaksenangan terhadp guru) maka materi pelajaran itu akan mudah terlupakan.
 
Keempat, menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi karena sebab materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunaakan atau dihafalkan siswa. Menurut asumsi sebagian ahli, materi yang diperlakukan demikian akan masuk ke alam bawah sadar atau mungkin juga bercampur aduk dengan materi pelajaran baru.

Kelima, lupa tentu saja dapat terjadi karena sebab perubahan urat syaraf otak. Seorang siswa yang terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan alcohol, dan geger otak akan kehilangan ingatan ata item-item informasi yang ada dalam memori permanennya.
 
b. Kiat mengurangi lupa dalam belajar
Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal siswa. Banyak ragam kiat yang dapat dicoba siswa dalam meningkatkan daya ingatannya, antara lain menurut Barlow (1985), Reber (1988), dan Anderson (1990), adalah sebagai berikut:
 
Over learning
Over learning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Over learning terjadi apabila respons atau reaksi tertentu muncul setelah siswa melakukan pembelajaran atas respon tersebut dengan cara di luar kebiasaan. Banyak contoh yang dapat dipakai untuk over learning, antara lain pembacaan teks Pancasila pada setiap hari Senin memungkinkan ingatan siswa terhadap teks Pancasila lebih kuat.
 
Extra study time
Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi aktivitas belajar. Penambahan alokasi waktu belajar materi tertentu berarti siswa menambah jam belajar, misalnya dari satu jam menjadi dua jam waktu belajar. Penambahan frekuensi belajar berarti siswa meningkatkan kekerapan belajar materi tertentu, misalnya dari sekali sehari menjadi dua kali sehari. Kiat ini dipandang cukup strategis karena dapat melindungi memori dari kelupaan.
 
Mnemonic device
Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga hanya disebut mnemonic itu berarti kiat khusus yang dijadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan item-item informasi ke dalam system akal siswa. Muslihat mnemonic ini banyak ragamnya, yang paling menonjol adalah sebagaimana terurai di bawah ini:
 
Singkatan, yakni terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah yang harus diingat siswa. Pembuatan singkatan-singkatan ini seyogianya dilakukan sedemikian rupa sehingga menarik dan memiliki kesan tersendiri.
 
System kata pasak (peg word system), yakni sejenis teknik mnemonic yang menggunakan komponen-komponen yang sebelumnya telah dikuasai sebagai pasak (paku) pengait memori baru. Kata komponen pasak ini dibentuk berpasangan yang memiliki kesamaan watak (baik itu warna, rasa, dan seterusnya). Misalnya langit-bumi; panas-api; merah-darah; dan seterusnya.
 
Clustering 
Clustering (pengelompokkan) ialah menata ulang item-item materi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti bahwa item-item tersebut memiliki signifikansi dan lafal yang sama atau sangat mirip. Penataan ini direkayasa sedimikian rupa dalam bentuk daftar-daftar item materi sehingga mudah untuk dihafalkan.

8 Tindakan Guru Agar Siswa Mau Kerjakan PR

Source: http://www.gurukelas.com/2013/01/8-tindakan-guru-agar-siswa-mau-kerjakan-pr.html

Ada beberapa teman guru yang pusing karena sebagian siswanya enggan mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah). Padahal banyak manfaat yang bisa diperoleh bagi siswa dan guru dari tugas yang diberikan melalui PR tersebut.

Sebagai guru, kita tidak boleh langsung menyalahkan siswa jika mereka enggan mengerjakan PR. Tentu ada sebab yang perlu diketahui oleh guru mengapa siswanya bisa demikian. Dan mungkin bisa banyak penyebabnya!

Tulisan ini tidak membahas tentang penyebab keengganan siswa mengerjakan PR, tetapi merupakan uraian singkat tentang  tindakan guru yang mungkin bisa membuat siswa siap untuk mengerjakan PR.
 
1. Refleksi oleh guru
Setiap selesai membahas materi pelajaran, sebaiknya guru segera melakukan refleksi. Bagi guru, melakukan refleksi bukanlah hal yang baru. Dengan sering melakukannya diharapkan pembelajaran yang dilakukan akan semakin baik. Dengan demikian penguasaan siswa terhadap materi ajarpun semakin baik pula. Usahakan agar setiap menyajikan materi yang dibahas tidak membosankan siswa dan ciptakan pembelajaran semenarik mungkin.

2. Memastikan siswa menguasai materi ajar
Siswa akan memahami dan tertarik dengan apa yang akan dikerjakannya di rumah jika kompetensi yang dituntut penguasaannya telah dikuasainya. Seorang guru dipastikan tahu bagaimana cara mengukur kemampuan siswanya. Dengan memastikan siswa telah menguasai materi ajar, maka mereka akan siap untuk mengerjakan PR.

3. Hindari hari-hari dengan PR
Jika satu hari siswa belajar 4 mata pelajaran, maka cukup satu atau dua mata pelajaran saja yang ada tugas PRnya. Jangan keempat mata pelajaran yang dibahas pada hari itu ada tugas PRnya. Mata pelajaran yang lain bisa dibuat PRnya pada kesempatan lain; esok, lusa, atau minggu depan.

4. Jangan membebani siswa
Memberikan jumlah tugas melalui PR yang terlalu banyak bisa menjadi beban bagi siswa. Akibatnya siswa stress dan malas mengerjakannya. Berikan hanya beberapa soal dengan tingkat kesulitan mudah, sedang, dan sukar. Yang penting bisa memunculkan rasa tanggung jawab, disiplin, percaya diri, dan bisa mengasah kemampuannya.

5. Wajib diperiksa/koreksi
Sebab utama yang bikin siswa malas mengerjakan PR adalah guru tidak menghargai pekerjaan siswa karena tidak memeriksa/mengoreksi hasil kerjanya. Dan ini bisa jadi kesalahan fatal yang dilakukan guru! Kalaupun tidak ada waktu, PR bisa diperiksa dikesempatan lain.

6. Koreksi secara bersama
Dengan menyisihkan sedikit waktu untuk mengoreksi bersama (klasikal) melalui tukar silang antar siswa akan meningkatkan motivasi belajar dan berkompetisi siswa. Selain itu mengoreksi bersama bisa jadi merupakan pengayaan bagi siswa yang cepat dan remedial bagi siswa yang lambat. Syaratnya, sambil mengoreksi guru mengulang kembali dengan penjelasan singkat dan tugas yang dikoreksi tidak banyak tapi cukup untuk mengukur penguasaan kompetensi siswa sebelumnya.

7. Masukkan nilai ke DN (Daftar Nilai)
Setiap nilai yang diperoleh siswa harus didokementasikan guru di daftar nilai tugas siswa. Harus dibedakan antara DN (Daftar Nilai) dengan daftar nilai tugas siswa. Daftar nilai tugas siswa adalah daftar kumpulan nilai tugas/PR siswa yang hasil rata-ratanya dimasukkan ke DN (Daftar Nilai) sebenarnya.

8. Hukuman bagi siswa yang tidak mengerjakan PR
Berikan hukuman sewajarnya dan bersifat mendidik bagi siswa yang tidak selesai atau tidak mengerjakan PR. Kalau bisa guru tidak menerima alasan apapun yang diberikan oleh siswa yang tidak mengerjakan PR. Dengan demikian semua siswa yang hadir/tidak hadir pada sesi sebelumnya akan berpikir dua kali jika mereka berniat untuk tidak mengerjakan PR.

Itulah beberapa tindakan guru yang mungkin bisa membuat siswa sedia untuk mengerjakan PR. Sebagai catatan; walau memerlukan waktu untuk menerapkan dan mendapatkan hasil yang maksimal, tindakan di atas telah dipraktekkan dan mudah-mudahan hasilnya tidak mengecewakan. Tentu saja Bapak/Ibu guru punya cara tersendiri dan mungkin lebih unik dalam memotivasi siswa untuk sedia mengerjakan PR. Semoga bermanfaat!

Games Pembelajaran Bahasa Inggris: Word Scramble

http://www.superkids.com/aweb/tools/words/scramble/

Di alamat ini kita dapat membuat sebuah games bahasa Inggris yg tentunya membuat pembelajaran menyenangkan dan tidak monoton. Gamenya kali ini adalah scramble words yaitu kata yang diacak kemudian siswa menyusunnya menjadi suatu kosakata yg berarti. Contoh penampakannya:




Pertama-tama kita masukkan terlebih dahulu kata2 yg ingin akan menjadi soal, tentunya diambil dari buku pelajawan atau materi yg sedang dipelajari siswa. Jika sudah, tinggal klik dan nunggu proses web tsb untuk mengubahnya mmenjadi soal scramble. Jadi deh!!